Kompetensi Dasar :
Memahami
Perkembangan Individu
Indikator :
1. Membedakan
dasar Perkembangan Teori Psikodinamika, Teori Belajar Biologis, Lingkungan dan
Teori Kognitif.
2.
Menjelaskan
tugas dan tahap-tahap perkembangan bayi, kanak-kanak dan remaja.
A. PERKEMBANGAN INDIVIDU
1.
Defenisi Perkembangan Individu
Perkembangan (development) merupakan suatu proses yang pasti
di alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat
kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau
dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.
Akhmad Sudrajat : 2008, memberikan definisi bahwa “Perkembangan dapat diartikan
sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri
individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai
perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya.
Seseorang
individu mengalami perkembangan sejak masa konsepsi, serta akan berlangsung
selama hidupnya. “Perkembangan adalah proses yang berlangsung sejak konsepsi,
lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak, kemampuan dan tingkah laku pada masa
usia dini, anak-anak dan dewasa menjadi lebih kompleks dan berlanjut dengan
kematangan sepanjang hidup.
Berikut ini defenisi perkembangan idividu menurut
para ahli:
• E. B. Hurlock berpendapat bahwa perkembangan merupakan serangkaian perubahan
progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman
yang terdiri atas
serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
• Drs. H. M. Arifin, M. Ed berpendapat
bahwa perkembanagn
merupakan perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi
dan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya.
• Libert, Paulus, dan Strauss
(Singgih,1990:31) berpendapat bahwa perkembangan adalah proses perubahan
dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai
fungsi kematangan
dan interaksi lingkungan.
• Santrock ussen (1992)
berpendapat bahwa perkembangan
merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada masa konsepsi dan
berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi.
• Akhmad
Sudrajat (2008) memberikan definisi bahwa “Perkembangan dapat diartikan sebagai
perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu
sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai
perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya.
2. Pengertian Perkembangan Individu
Perkembangan
berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman. Perubahan ini bersifat kualitas mengenani suatu
proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
Ada 4 arti perkembangan :
1. Perubahan yang
berkesinambungan dan progresif dalam organisme, mulai lahir sampai mati
2. Pertumbuhan.
3. Perubahan dalam bentuk dan
dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional.
4. Kedewasaan atau kemunculan
pola-pola dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Dalam pengertian tersebut, kata kunci yang menjadi bahasan utama adalah
perubahan. Perubahan dalam diri manusia terdiri atas perubahan kualitatif
akibat dari perubahan psikis , dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan
fisik. Perubahan kualitatif sering disebut dengan “perkembangan”, seperti
perubahan dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari kanak-kanak menjadi
dewasa dan seterusnya.
Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar,
melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang terus menerus
dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki
individu menuju ketahap kematangan melalui, pertumbuhan, pematangan dan
belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang
berlangsung dari tahap aktivitas yang sedarhana ke tahap yang lebih tinggi.
Perkembangan ini bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui satu
tahap ke tahap berikutnya yang kian hari kian bertambah maju.
Ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu
tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang
bersifat progresif dan berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak sampai
menginjak remaja misalnya, ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan
mental, jasmani dan rohani sebagai cirri-ciri dalam memasuki jenjang
kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan individu itu berlangsung
terus tanpa henti.
B.
BEBERAPA TEORI YANG BERKAITAN DENGAN
PERKEMBANGAN INDIVIDU
1. Teori Psikodinamika
Dikatakan
psikodinamik karena teori ini didasarkan pada asumsi bahwa perilaku berasal
dari gerakan dan interaksi dalam pikiran manusia, kemudian pikiran merangsang
perilaku dan keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
sosialnya. Perkembangan manusia sebagai hasil dr proses konfrontasi dan
akomodasi antara pertumbuhan individual dan tuntutan sosial, antara dorongan
dasar manusia dan tuntutan masyarakat
memusatkan perhatian pd perkembangan kepribadian-perkembangan perasaan,
keyakinan, dan perilaku yg rasional maupun tidak rasional.
Teori psikodinamika adalah teori yang
berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang
diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal
lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi
konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi
pada anak-anak dini. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori belajar dalam
hal pandangan akan pentingnya pengaruh lingkungan, termasuk lingkungan (mileu)
primer terhadap perkembangan.
Tokoh pengembang teori
ini :
Sigmund Freud
Berasal dari Sigmund Freud, asal
kata Psiche: pikiran, namun mencakup perasaan, pengalaman masa lalu, roh dan jiwa.
Kata Dinamic: mengacu
pada pandangan bahwa psikis individu bersifat
dinamis, tidak statis. Teori dasar Freud menekankan pada dorongan insting dari
individu untuk melakukan hubungan, baik internal maupun eksternal.
Teori Sigmund Freud mengembangkan suatu
penjelasan tentang struktur kepribadian. Teorinya menyatakan bahwa kepribadian
tersusun dari tiga komponen, yaitu: ide, ego, dan superego.
·
Ide (insting & dorongan kepuasan)
Ide ada sejak lahir dan terdiri
dari instink dan dorongan mendasar yang mencari kepuasan langsung,
tanpamenghiraukan konsekuensinya
·
Ego (daya nalar, proses mental, pikiran sehat, realitas)
Ego mulai berkembang selama tahun pertama kehidupan. Ego terdiri
dari proses mental, daya penalaran,dan pikiran sehat.
·
Super ego(nilai-nilai sosial)
Superego, yang berkembang dari puncak
kedewasaan,identifikasi, masyarakat, dan model orangtua.
Menurut Sigmund
Freud ada lima fase perkembangan :
1.
Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan
Pada
tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga
perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting
untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan
memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung
pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga
mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.
Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak
harus menjadi kurang bergantung pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada
tahap ini, Freud percaya individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan
atau agresi. fiksasi oral dapat mengakibatkan masalah dengan minum, merokok
makan, atau menggigit kuku.
2.
Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan sampai 3
tahun
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa
fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air
besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus
belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini
menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.
Menurut Sigmund Freud,
keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua melakukan pendekatan
pelatihan toilet. Orang tua yang memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk
menggunakan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan membantu
anak-anak merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif
selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang
kompeten, produktif dan kreatif.
Namun, tidak semua orang tua memberikan
dukungan dan dorongan bahwa anak-anak perlukan selama tahap ini. Beberapa orang
tua ‘bukan menghukum, mengejek atau malu seorang anak untuk kecelakaan. Menurut
Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat mengakibatkan hasil negatif. Jika
orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar, Freud menyarankan bahwa
yang mengusir kepribadian dubur dapat berkembang di mana individu memiliki,
boros atau merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu ketat atau
mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian kuat
anal berkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif.
3.
Fase falis (phallic stage) : kira-kira
usia 3 sampai 6 tahun
Pada tahap phallic , fokus utama
dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara
pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah
mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks Oedipus
menggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan
ayah. Namun, anak juga khawatir bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan
ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan.
4.
Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai
pubertas
Periode laten adalah saat eksplorasi di
mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti
pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan
keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.
5.
Fase genital (genital stage): terjadi sejak individu
memasuki pubertas dan selanjutnya
Pada
tahap akhir perkembangan
psikoseksual,
individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam
tahap-tahap awal hanya fokus pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan
orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan
sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap
ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.
Erik Erikson
Teori Erikson yang paling terkenal
adalah Erikson’s Ego Psychology (Psikologi Ego Erikson) yaitu teori
perkembangan kepribadian yang mirip dengan karya Freud, namun bedanya bahwa
Erikson menerapkan teori ini dalam konteks psikososial, menambah sejumlah
tahapan lagi, dan menekankan faktor ego daripada Id. Erik
Erikson (1902-1994) mengatakan bahwa terdapat delapan tahap perkembangan
terbentang ketika kita melampaui siklus kehidupan. Masing-masing tahap terdiri
dari tugas perkembangan yang khas dan mengedepankan individu dengan suatu
krisis yang harus dihadapi. Bagi Erikson, krisis ini bukanlah suatu bencana,
tetapi suatu titik balik peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi.
Semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangan
mereka.
Berikut adalah beberapa tahap krisis perkembangan menurut
Erik Erikson:
1.
Kepercayaan vs ketidakpercayaan (trust versus
mistrust) sejak lahir hingga usia 12-18 bulan
Adalah
suatu tahap psikososial pertama yang dialami dalam tahun pertama kehidupan.
Suatu rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil
ketakutan serta kekuatiran akan masa depan. Kepercayaan pada masa bayi
menentukan harapan bahwa dunia akan menjadi tempat tinggal yang baik dan
menyenangkan.
2. Autonomi vs rasa malu dan ragu (autonomy versus shame
and doubt) usia 12-18 bulan hingga 3 tahun
Adalah tahap perkembangan kedua yang
berlangsung pada masa bayi dan baru mulai berjalan (1-3 tahun). Setelah
memperoleh rasa percaya kepada pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa
perilaku mereka adalah atas kehendaknya. Mereka menyadari kemauan mereka dengan
rasa mandiri dan otonomi mereka. Bila bayi cenderung dibatasi maka mereka akan
cenderung mengembangkan rasa malu dan keragu-raguan.
3. Inisiatif vs rasa bersalah (initiative
versus guilt) usia 3-6 tahun
Merupakan tahap ketiga yang berlangsung
selama tahun-tahun sekolah. Ketika mereka masuk dunia sekolah mereka lebih
tertantang dibanding ketika masih bayi. Anak-anak diharapkan aktif untuk menghadapi
tantangan ini dengan rasa tanggung jawab atas perilaku mereka, mainan mereka,
dan hewan peliharaan mereka. Anak-anak bertanggung jawab meningkatkan prakarsa.
Namun, perasaan bersalah dapat muncul, bila anak tidak diberi kepercayaan dan
dibuat mereka sangat cemas.
4. Indistri vs inferioritas (industry
versus inferiority) usia 6
tahun-pubertas
Berlangsung selama tahun-tahun sekolah
dasar. Tidak ada masalah lain yang lebih antusias dari pada akhir periode masa
awal anak-anak yang penuh imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun sekolah
dasar, mereka mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak
kompeten dan tidak produktif.
5. Identitas vs kekacauan identitas (identity
versus identity confusion)
pubertas-dewasa awal
Adalah tahap kelima yang dialami
individu selama tahun-tahun masa remaja. Pada tahap ini mereka dihadapkan oleh
pencarian siapa mereka, bagaimana mereka nanti, dan ke mana mereka akan menuju
masa depannya. Satu dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan
alternatif terhadap peran. Penjajakan karir merupakan hal penting. Orangtua
harus mengijinkan anak remaja menjajaki banyak peran dan berbagai jalan. Jika
anak menjajaki berbagai peran dan menemukan peran positif maka ia akan mencapai
identitas yang positif. Jika orangtua menolak identitas remaja sedangkan remaja
tidak mengetahui banyak peran dan juga tidak dijelaskan tentang jalan masa
depan yang positif maka ia akan mengalami kebingungan identitas.
6. Imitasi vs isolasi (intimacy
versus isolation) dewasa awal
Tahap keenam yang dialami pada
masa-masa awal dewasa. Pada masa ini individu dihadapi tugas perkembangan
pembentukan relasi intim dengan orang lain. Saat anak muda membentuk
persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain,
keintiman akan dicapai, kalau tidak, isolasi akan terjadi.
7. Produktivitas vs stagnasi (generality
versus stagnation) dewasa tengah
Tahap ketujuh perkembangan yang dialami
pada masa pertengahan dewasa. Persoalan utama adalah membantu generasi muda
mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna (generality). Perasaan
belum melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya adalah stagnation.
8. Integritas evo vs putus asa (integrity
versus despair) dewasa akhir
Tahap
kedelapan yang dialami pada masa dewasa akhir. Pada tahun terakhir kehidupan,
kita menoleh ke belakang dan mengevaluasi apa yang telah kita lakukan selama
hidup. Jika ia telah melakukan sesuatu yang baik dalam kehidupan lalu maka integritas
tercapai. Sebaliknya, jika ia menganggap selama kehidupan lalu dengan cara
negatif maka akan cenderung merasa bersalah dan kecewa.
2. Teori Biologis
Teori perkembangan biologis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menekankan
faktor Nature sebagai penentu perkembangan manusia: kematangan, dasar-dasar
biologis perilaku-proses mental
2.
Dipengaruhi pemikiran
Charles Darwin-perspektif evolusioner
Kemudian teori
perkembangan biologis dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Teori-teori Maturasional
Maturasional dapat
diartikan sebagai pematangan.
Asumsi:
a. perkembangan
diarahkan dr dalam-maturasi biologis: berjalan, berbicara, kontrol diri
b) self
regulation: organisme memiliki kesiapan utk memasuki
tahap perkembangan tertentu—memberi sinyal kpd lingkungannya
Tokoh Teori Maturasi
Arnold
Gessel
Gesell
lahir di Alma,
Wisconsin, yang dysgenic
kualitas Gesell kemudian dianalisis di Desa Seribu Souls. Dia adalah
anak sulung dari lima bersaudara dan anak dari seorang fotografer dan seorang
guru, individu-individu yang keduanya tertarik pada bidang pendidikan.
Mengawasi adik-adiknya belajar dan tumbuh membantu untuk mendirikan dalam
dirinya minat pada anak-anak. Dengan rencana untuk menjadi seorang guru, Gesell
dihadiri Stevens Point Normal Sekolah
setelah ia lulus dari sekolah
tinggi pada tahun 1896. Di sini, ia mengambil
mata kuliah dengan Universitas
Clark berpendidikan Edgar James Swift, yang
jengkel Gesell minat dalam psikologi. Ia bekerja sebagai guru sekolah tinggi
sebentar, tetapi kemudian melanjutkan studi di University of Wisconsin di Madison. Di sana ia
mengambil kursus sejarah yang diajarkan oleh Frederick Jackson Turner dan psikologi kursus
yang diajarkan oleh Joseph
Jastrow, yang memulai laboratorium psikologi di
University of Wisconsin. Ia menjabat sebagai guru dan kepala sekolah tinggi
sebelum melanjutkan pendidikannya di Universitas
Clark, seorang pemimpin awal dalam psikologi.
Clark sangat dipengaruhi oleh presidennya. Stanley
Hall, yang mendirikan gerakan studi anak.
Gesell menerima gelar Ph.D. dari Clark pada tahun 1906. Dia bekerja di beberapa
fasilitas pendidikan di New York City dan Wisconsin sebelum sesama lulusan
Clark Lewis
Terman membantunya mendapatkan guru besar di Los
Angeles Negara Normal School. Di sana ia bertemu dengan sesama guru Beatrice
Chandler, seorang wanita brilian siapa ia menikah. Mereka kemudian memiliki
seorang putri dan seorang putra. Setelah menghabiskan waktu di sekolah bagi
orang cacat mental, seperti Pelatihan Vineland Sekolah di
New Jersey, yang dijalankan oleh Henry
H. Goddard, ia mengembangkan minat dalam mempelajari
anak-anak cacat. Bertekad untuk menjadi seorang dokter, ia menghabiskan
beberapa waktu belajar di University of Wisconsin Medical School. Kemudian ia
menjabat sebagai asisten profesor di Universitas
Yale sementara belajar kedokteran. Dia
mengembangkan klinik Child Development sana dan menerima gelar
MD pada tahun 1915. Dia akhirnya diberi profesor penuh di Yale. Dia juga
menjabat sebagai psikolog sekolah untuk Connecticut State Dewan Pendidikan
dan membantu untuk mengembangkan kelas-kelas untuk membantu anak-anak cacat
berhasil. Dia menulis beberapa buku, termasuk The Mengelola Anak dari sudut
pandang Kebersihan dan Pendidikan Publik pada tahun 1923, The Mental
Pertumbuhan Anak dari Prasekolah pada tahun 1925 (yang juga diterbitkan
sebagai film), dan An Atlas of Infant Behavior (khas mencatat tonggak
untuk usia tertentu) pada tahun 1934. Ia ditulis bersama dengan Frances Ilg dua childrearing
panduan, Bayi dan Anak di Budaya Hari ini pada tahun 1943, dan The
Child dari Lima sampai Sepuluh tahun 1946.
Gesell
memanfaatkan teknologi terbaru dalam penelitiannya. Dia menggunakan terbaru
dalam video dan fotografi kemajuan. Dia juga menggunakan cermin satu arah
ketika mengamati anak-anak, bahkan penemuan Gesell kubah, sebuah cermin
satu-arah berbentuk seperti kubah, di mana
anak-anak dapat dilihat tanpa terganggu. Dalam penelitiannya ia mempelajari
banyak anak-anak, termasuk Kamala,
gadis serigala. Ia juga melakukan penelitian pada hewan muda, termasuk monyet.
Sebagai
seorang psikolog, Gesell menyadari pentingnya luas baik alam
dan memelihara. Dia mengingatkan orang lain untuk tidak
cepat atribut cacat mental penyebab tertentu. Dia percaya bahwa banyak aspek
perilaku manusia, seperti kidal
dan temperamen
yang diwariskan.
Dia mengerti bahwa anak-anak disesuaikan dengan orangtua mereka serta satu sama
lain. Dia berpikir bahwa nasional sekolah
TK sistem akan menguntungkan Amerika.
2.
Teori-teori Etologis
Asumsi:
a)
perkembangan manusia
sebagai bagian dr historis evolusioner; cara-cara yang memungkinkan manusia
survive
b) releasing
stimuli: menangis, senyuman
c) sumbangan:
metode observasi dalam setting alamiah
Tokoh Teori Etologi
Konrad Zacharias
Lorenz (7 November 1903 - 27 Februari 1989) merupakan seorang psikologi, zoologi,
dan ornitologi
berkebangsaan Austria.
Dia memenangkan hadiah penghargaan Nobel dalam bidang
Kedokteran pada tahun 1973. Pada musim gugur tahun
1936, Lorenz menghadiri sebuah simposium yang diprakarsai Prof. Van der Klaauw
di Kota Leiden, Belanda.
Dalam simposium ini, Lorenz bertemu dengan Nikolaas
Tinbergen yang juga seorang ahli tingkah laku hewan
(ethologist). Pertemuan ini nampaknya menjadi pertemuan bersejarah bagi kedua
ilmuwan tersebut. Mereka berdiskusi tentang hubungan antara respon penyesuaian
tempat dengan mekanisme pelepasan yang dapat menjelaskan timbulnya tingkah laku
berdasarkan insting.
Pemikiran mereka merupakan cikal bakal
lahirnya ethologi. Di
tahun 1973, Konrad Z. Lorenz bersama dengan Nikolaas Tinbergen dan Karl von
Frisch meraih Hadiah
Nobel.
John
Bowlby (26 Februari 1907-2 September 1990)
adalah seorang psikiater dan
psikoanalis,
terkenal karena minatnya dalam perkembangan anak. Bowlby lahir di London ke
atas keluarga kelas menengah. Ia adalah anak keempat dari enam anak dan
dibesarkan oleh seorang pengasuh di
gaya Inggris kelasnya pada saat itu. Ayahnya, Sir Anthony Bowlby, pertama Baronet,
adalah ahli bedah ke King's Rumah Tangga, dengan sebuah sejarah tragis: pada
umur lima tahun, Sir Anthony ayah sendiri (Yohanes kakek) tewas saat bertugas
sebagai wartawan perang dalam Perang
Opium. Biasanya, Bowlby melihat
ibunya hanya satu jam sehari setelah minum teh, meskipun selama musim panas ia
lebih tersedia. Seperti banyak ibu-ibu lain dari kelas sosial, ia menilai bahwa
perhatian dan kasih sayang orang tua akan menyebabkan berbahaya memanjakan
anak-anak. Bowlby beruntung dalam bahwa pengasuh dalam keluarganya hadir
sepanjang masa kecilnya. Bowlby mempelajari psikologi dan pra-klinis ilmu di Trinity College, Cambridge,
memenangkan hadiah untuk kinerja intelektual yang luar biasa. Setelah
Cambridge, ia bekerja dengan tunggakan maladjusted dan anak-anak, kemudian pada
usia dua puluh dua berkuliah di University College Hospital di
London. Pada usia dua puluh enam, ia memenuhi syarat dalam obat-obatan.
Sementara masih di sekolah kedokteran, ia mendaftar diri di Institut
Psikoanalisis. Setelah sekolah kedokteran, ia dilatih di dewasa psikiatri di
Rumah
Sakit Maudsley. Pada tahun 1937, ia memenuhi syarat
sebagai psikoanalis.
3.
Teori
Lingkungan
Tokoh teori
lingkungan adalah :
·
Heimstra dan MC farling mengemukakan bahwa teori
lingkungan adalah disiplin yang memperhatikan dan mempelajari hubungan antara
prilaku manusia dengan lingkungan fisik.
·
Gifford: studi dari transaksi antara individu
dengan setting fisiknya
·
Vietch dan Arkkelin: ilmu prilaku multidisiplin
yang memiliki orientasi dasar dan terapan yang menfokuskan interelasi antara
prilaku dan pengalaman manusian sebagai individu dengan lingkungan fisik dan
sosial.
Berdasarkan defenisi
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
psikologi ligkungan yakni ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari
lingkungan tempat tinggalnya baik lingkungan sosial, lingkungan binaan, ataupun
lingkungan alam.
4.
Teori
Kognitif
Kognitif
adalah
salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual
yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention),
penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi
(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Teori kognitif lebih menekankan
bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang
dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori
behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang
diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada
dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru
diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus
memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran,
pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan
sebagainya.
Teori Kognitif´ lebih menekankan bahwa belajar lebih banyak
ditentukan karena adanya karsa individu. Penataan kondisi bukan sebagai
penyebab terjadinnya belajar, tetapi sekedar memudahkan belajar. Keaktifan
siswa menjadi unsur amat penting dalam menentukan kesuksesan belajar. Aktivitas
mandiri adalah jaminan untuk mencapai hasilyang sejati.
Psikologi kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak
ditentukan oleh stimulusyang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang
ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau
potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu
manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan
itu teori psikoloig kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian
unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami
stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia
ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi.
Ada 2 teori sebagai pendekatan dasar untuk memahami kognisi. Pendekatan
pertama adalah Piagetian Approach yang menekankan perubahan
kualitatif dalam cara berpikir mereka ketika berkembang. Pendekatan kedua
adalah Teori Vygotsky.
Tokoh teori Kognitif
Jean Piaget
Jean Piaget (1896 – 1980) adalah psikolog perkembangan dari Swiis. Piaget
mengajarkan bahwa perkembangan kognitif adalah hasil gabungan dari kedewasaan
otak dan sistem saraf, serta adaptasi pada lingkungan.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif di dalam menyusun
pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun
proses berpikir dan konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh
pengalamannya dengan dunia sekitar dia, namun anak juga berperan aktif dalam
menginterpretasikan informasi yang ia peroleh dari pengalaman, serta dalam
mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia
punya.
Piaget menguraikan empat tahap
perkembangan kognisi, yaitu:
Tahap-tahap Perkembangan Kognitif
Piaget
Usia
|
Tahap
|
Perilaku
|
Lahir -18 bln
|
Sensorimotor
|
·
Belajar melalui perasaaN
·
Belajar melalui refleks
·
Memanipulasi bahan
|
18 bln – 6 thn
|
Praoperasional
|
·
Ide berdasarkan persepsinya
·
Hanya dapat memfokuskan pada satu variabel pada satu
waktu
·
Menyamaratakan berdasarkan pengalaman terbatas
|
6 thn – 12 thn
|
Operasional Konkret
|
·
Ide berdasarkan pemikiran
·
Membatasi pemikiran pada benda-benda dan kejadian yang
akrab
|
12 thn atau lebih
|
Operasional formal
|
·
Bepikir secara konseptual
·
Berpikir secara hipotesis
|
C. TUGAS-TUGAS DAN TAHAP PERKEMBANGAN INDIVIDU (BAYI, KANAK-KANAK DAN REMAJA)
Menurut
Hurlock
Tugas-tugas perkembangan berkaitan
dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang seyogianya dimiliki oleh
individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Hurlock (1981) menyebut
tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations. Dalam arti, setiap
kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang
penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia
sepanjang rentang kehidupan.
Setiap individu tumbuh dan berkembang
selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa periode atau fase-fase
perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan
yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Sebab, kegagalan
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu akan memperlancar
pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Elisabeth B. Hurlock (1978)dalam
bukunya Development psychology, memaparkan tahapan perkembangan sebagai berikut
:
I. Prenatal (sebelum lahir) atau pralahir, Dimulai
dari masa konsepsi sampai usia 9 bulan dalam kandungan ibu.
II. Masa Natal, Tahap ini meliputi:
1. Infancy atau neonates (dari lahir
sampai 14 hari),Merupakan fase penyesuaian terhadap lingkungan. Pada masa ini
bayi mengalami masa tenang dan tidak banyak terjadi perubahan.
2. Masa bayi ( antara 2 minggu – 2 tahun
), Pada fase ini bayi tidak berdaya dan sangat tergantung pada lingkungan. Lama
kelamaan bayi mulai berusaha melepaska diri dan mulai belajar berdiri sendiri.
Hal ini dimungkinkan karena tubuhnya semakin kuat dan dapat menguasai
gerakan-gerakan ototnya.
Tugas-tugas
perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-kegiatan belajar sebagaiberikut:
a. Belajar
memakan makanan keras, Misalnya mulai dengan bubur susu, bubur beras, nasi dan
seterusnya.
b. Belajar
berdiri dan berjalan, Misalnya mulai dengan berpegang pada tembok atau sandaran
kursi.
c. Belajar
berbicara, Misalnya mulai menyebut kata ibu, ayah dan nama-nama benda sederhana
yang ada disekelilingnya.
III.
Masa anak anak ( 3-10/12 tahun ) Anak masih immature.
Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat,
tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan keluarganya.
Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan kelauarga pada fase ini penting
sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas
terutama lingkungan sekolah. Tanda-tanda : usaha menyesuaikan diri dengan lingkungan,
sehingga anak merasa bahwa dirinya merupaka bagian dari lingkungan. Penyesuaian
social melalui pergaulan dan berbagai pertanyaan. Strum und Drang, yaitu pada usia 3 tahun anak
mengalami haus nama, segala hal ditanyakan dan diragukan.
Tugas
perkembangan fase anak-anak Masa anak-anak (late childhood) berlangsung antara
usia 6 sampai12tahun dengan ciri-ciri
utama sebagai berikut
a. Memiliki
dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya (peergroup).
b. Mengembangkan
dasar-dasar ketrampilan membaca, menulis dan berhitung (matematika atau
aritmetika).
c. Keadaan
fisikyang memungkinkan/mendorong anak memasuki dunia permainan dan pekerjaan yang
membutuhkan ketrampilan jasmani Memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia
konsep, logika, simbol dan komunikasi yang luas.
IV.
Masa remaja ( 12/13– 20-21 tahun )Masa remaja adalah masa peralihan atau
masa transisi dari anak menuju dewasa. Tahap ini meliputi :
1. Praremaja ( 11/12 – 13/14 ) Merupakan
fase yang pendek yaitu hanya 1 tahun. Perempuan mulai pada usia 11/12 – 12/13
tahun, sedangkan laki-laki 12/13 – 13/14 tahun. Fase ini sering juga disebut
fase negative, yaitu fase yang sukar untuk anak dan orangtua. Perkembangan
fungsi-fungsi tubuh dan seks juga terganggu.
2. Remaja awal (13/14 – 17 tahun ) Terjadi
perubahan fisik yang sangat cepat dan mencapai puncaknya. Terjadi juga
ketidakseimbangan emosional dan ketidakstabilan dalam banyak hal. Mencari identitas
diri dan hubungan social yang berubah.
3. Remaja lanjut ( 17 – 20/21 ) Ingin
selalu jadi pusat perhatian, ingin menonjolkan diri, idealis, mempunyai
cita-cita tinggi, bersemangat dan mempunyai energy yang besar, ingin
memantapkan identitas diri dan ingin mencapai ketidaktergantungan emosional.
Menurut
Havighurst, ada sejumlah tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik
oleh remaja, yaitu sebagai berikut :
a. Mencapai
hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. Dasar
Biologis, Secara bologis manusia terbagi atas dua jenis, yaitu laki-laki dan
perempuan. Kematangan seksual dicapai selama masa remaja ini. Hakikat Tugas,
Mempelajari anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki sebagai pria, dan
belajar memimpin tanpa menekan orang lain.
b. Mencapai
Peran Sosial Pria dan Wanita, Hakikat Tugas, Mempelajari Peran Sosial Sebagai
Pria dan Wanita berdasarkan jenis kelamin.
c. Menerima
keadaan fisiknya dan menggunakan secara Efektif, Hakikat Tugas,
Menjadi bangga keadaan atau sekurang-kurangnya toleran dengan tubuh sendiri
serta menggunakannya secara efektif.
d. Mencapai
kemandirian kemandirian Emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
Hakikat Tugas, Bertujuan untuk membebaskan sifat kanak-kanak yang selalu
menguntungkan diri pada orang tua.
V.
Dewasa Tahap ini meliputi :
1. Dewasa awal ( 21 – 40 tahun )
Penyesuaian terhadap pola-pola hidup baru, harapan mengembangkan nilai-nilai,
sifat-sifat yang serba baru. Diharapkan menikah, mempunyai anak, mengurus
keluarga, karier dan mencapai prestasi.
2. Dewasa menengah ( 40 – 60 tahun )
Merupakan masa transisi, masa menyesuaikan kembali, masa
equilibrium-disequilibrum. Masa yang ditakuti karena mendekati masa tua, wanita
kehilangan kemampuan reproduksi.
D. RANGKUMAN
Dari
porses perkembangan dapat dikelompokan menjadi 3 aspek yaitu yang pertama aspek
bilogis .Aspek biologis tersebut merupakan perkembangan pada fisik individu,
contohnya : bertambahnya berat badan dan tinggi badan yantg tentunya dapat kita
ukur. Yang kedua ialah aspek kognitif meliputi perubahan kemampuan dan cara
berfikir. Aspek ini merupakan perubahan dalam proses pemikiran yang merupakan
hasil dari lingkungan sekitar. salah satunya yaitu anak mampu menyelesaikan
soal matematika. Dan yang ketiga yaitu aspek psikososial dapat diartikan bahwa
aspek ini merupakan perubahan aspek perasaan, emosi, dan hubungannya dengan
orang lain. Dengan demikian aspek psikososial merupakan aspaek perkembangan
individu dengan lingkungan sekitar atau masyarakat. Dari semua aspek tersebut
yaitu aspek biologis ( fisik ), aspek kognitif ( pemikiran ), dan aspek
psikososial ( hubungan dengan masyarakat ) semuanya saling mempengaruhi
sehingga apabila pada suatu aspek mengalami hambatan maka akan mempengaruhi
perkembangan aspek yang lainnya.
Setiap
individu ada salah satu faktor yang paling dominan yang mempengaruhi
perkembangan . Yaitu antara faktor kematangan dan faktor pengalaman . Ada yang
lebih dominan pada pematangan dan ada juga yang lebih condong pada pengalaman
tergantung pada masing-masing individu. Pada individu yang condong pada
pematangan maka perkembangan tersebut berifat diskontinuitas ( serangkaian
tahap yang berbeda ), sedangan pada individu yang condong kepada faktor
pengalaman maka sifat perkembangannya bersifat kontinuitas ( serangkaian tahap
yang bersinambung atau terus menerus ).
Intinya
Faktor yang Memengaruhi Perkembangan adalah Faktor genetik yaitu meliputi
faktor keturunan yang bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan.
Bentuknya bias menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin,
ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan
psikologis seperti temperamen. Sehingga diharapkan potensi genetik yang bermutu
hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga
diperoleh hasil akhir yang optimal.
Faktor
eksternal / lingkungan juga mempunyai peranan yang besar yaitu empengaruhi
individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawahan. Factor external yang cukup
baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan sedangkan yang kurang baik
akan menghambatnya.
E. KESIMPLAN
Tidak ada satu teori yang memiliki kesempurnaan, karena teori-teori
tersebut adalah buatan manusia. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, yang
diciptakan penuh dengan keterbatasan. Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan (Allah
SWT). No single strategy, no single
method, no single approach, no single theory which is better than others in all
circumstance. (Syarifuddin Dolla).