Analisis
Artikel Mengenai Metode Psikologis Untuk Belajar Bahasa (A Psychological Method
for Learning Language, by Robert Assagioli M.D)
Analisis
terhadap teori ini mengenai bagaimana seharusnya metode psikologis dalam
belajar bahasa asing, bagaimana tubuh merespon sebuah tanda dan mengirimkannya
ke alam bawah sadar. Dikarenakan semakin meningkatnya budaya dan ekonomi yang
tumbuh antara individu dan Negara sehingga kebutuhan akan bahasa asing semakin
meluas dan mendunia dan hal ini mengakibatkan banyaknya pembelajaran bahsa
asing terbukti menjadi sebuah cobaan yang panjang dan melelahkan. Fakta ini
jelas terlihat di sekolah umum, anak-anak muda yang tak terhitung jumlahnya melewati
tahun untuk belajar bahasa asing dan sepetutnya dapat lulus ujian tapi yang
terjadi adalah bahasa asing menjadi momok yang sangat menakutkan.
Hal
ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang pada dasarnya salah dalam metode
pengajaran bahasa sehingga dipandang perlu untuk merevisi hal seperti ini.
Dalam psikologi modern dengan perkembangan yang baru-baru ini mengupayakan kita
harus mencari penjelasan tentang kegagalan metode, apalagi dalam merumuskan
prinsip-prinsip tertentu yang menjadi dasar teknik yang lebih efisien, maka
dari itu harus disediakan alasan sebagai kunci bahwa pentingnya keberadaan alam
bawah sadar dan hokum-hukumnya. Ini akan menjadi jelas jika kita menyadari
bahwa memori dimana pengetahuan tentang bahasa merupakan fungsi dari alam bawah
sadar.
Dari
analisis ini tidak akan dibahas mengenai cara kerja alam bawah sadar atau
memori tapi yang akan dijelaskan dalam analisis ini adalah bagaimana seharusnya
sebuah visual itu menjadi menarik buat memori. Sebagai contoh semua gambar atau
visual yang kuta terima dari luar melalui indra dengan waktu yang sangat
singkat kemudian ternyata menghilang begitu saja, digantikan oleh gambar atau
visual lain dengan aktifitas spontan pikiran atau emosi. Namun gambar visual ini
tidak lenyap begitu saja, namun disuatu tempat dapat diingat dan dibangkitkan.
Ada
tiga garis besar dalam psikologi dan aplikasinya yang telah membentuk
fakta-fakta dalam menerima visual yaitu:
a. Gambar
atau visual yang tidak menyenangkan dan melelahkan cenderung dilupakan dan
dihapus dari alam bawah sadar dengan tindakan tertentu (verdrangung freud)
b. Setiap
usaha yang sifatnya lebih atau kurang menyenagkan dan sangat tepat
membangkitkan resistensi, hokum psikologis yang telah dirumuskan oleh baudoin
sebagai hukum usaha terbalik
c. Rangsangan
eksternal yang tidak intensif atau oleh emosi yang bersifat positif, hanya
dapat membuat gambar/visual yang membosankan yang dengan mudah terhapus oleh
gambar atau visual lainnya.
Sebagai
contoh : seorang gadis yang sangat pemalu, dan gugup telah memiliki pengasuh
bahasa inggris selama betahun-tahun tetapi tidak bisa dibujuk untuk berbicara
bahasa inggris sehingga usahanya dianggap sia-sia, sampai pada suatu hari ia
mulai dengan kemauan sendiri dan telah berbicara bahasa inggris tanpa keraguan.
Ini
menunjukkan bahwa seorang anak harus mempunyai waktu luang dan dorongan spontan
yang aktif untuk menggunakan bahasa dan melakukannya atas dasar kemauan
sendiri. Sehingga dalam proses belajar membaca dan menulis bahasa asing dapat
dibantu oleh penerapan pengetahuan alam bawah sadar. Berikut adalah aturan atau
prinsip dalam proses dalam belajar dan hubungannya dalam penerapan pengetahuan
alam bawah sadar:
1. Gambaran
hidup dan pengaruh dari visual yang menyenangkan
Menggunakan ilustrasi
yang menarik dan menyenangkan yang dirancang untuk membuat kesanyang
menyenangkan bagi pembaca. Hal ini dikaitkan dengan para pengajar agar mereka
dapat membuat pengajaran itu lebih menyenangkan.
2. Kumpulan
dari berbagai jenis visual
Pengajar harus
memanfaatkan dirinya untuk menghubungkan secara tepat visual, auditori,dan
kinestetik. Metode yang paling sederhana yang dilakukan oleh pengajar
Sebagai contoh :
membuat sebuah poster dan meminta para peserta didik untuk memusatkan perhatian
mereka untuk mendengar dan melihat, sehingga kalimat dapat diulang beberapa
kali. Cara ini harus dilakukan secara santai tanpa khawatir atas apa yang
mereka dengar atau lihat. Segera setelah itu mereka bisaa menulis beberapa
kalimat atau frasa, mengucapkannya berulang kali sehingga menambah rangsangan
adari sensor mereka ke sensasi visual dan pendengaran.
3. Pengulangan
dan kesan yang terus menerus
Pengulangan sangat
diperlukan dalam rangka membangun kesan yang dapat bertahan dan mampu menahan
rangsangan yang terus mengalir kepada peserta didik.
4. Imitasi
Pentingnya imitasi
adalah fakta yang seharusnya diketahui dan tidak terbantahkan. Oleh proses
imitasi dalam sebuah pengamatan mengahasilkan kemampuan untuk mengulang gerakan
oleh seorang pengajar sehingga peserta didik mampu mengucapkan dengan jelas dan
benar. Sehingga peserta didik dapat mengandalakan alam bawah sadar untuk
menyerap kemudian menirunya.
5. Pemahaman
terhadap tiruan
Dalam pengajaran bahasa
inggris yang begitu sulit ditiru apabila sesuatu yang baru muncul dan
dihubungkan dengan aturan tata bahasa sehingga dapat membuat visual cenderung
lelah dan hilangnya perhatian
6. Faktor
emosi dan estetika
Beberapa pakar telah menyatakan
bahwa puisi adalah ekpresi alami dana asli dari bahasa manusia. Dapat dipastikan
bahwa puisi adalah kombinasi dari pesona, irama, sajak, lagu dan keindahan
melodi dapat menimbulkan daya tarik khusus dan karena itu membuat kesan darpada
sebuah kaliamat atau frase. Hal ini menandakan bahwa faktor emosi dan estetika
dalam bertutur lebih penting dari sekedar berbicara tanpa kesan sehingga
membuat alam bawah sadar akan lebih terangsang.